Jawapan Habib Munzir Al-Musawa terhadap mereka yang melawan pemerintah Muslim walaupun zholim
Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
Kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari hari anda,
Saudaraku yg kumuliakan,
Maka ikhwanul muslimin tidak lagi diakui oleh Jumhur (mayoritas) seluruh Madzhab.
Niat mereka baik, namun telah terkotori oleh akidah wahabi dan pemahaman yg menolak bermadzhab dg madzhab yg shahih dan diakui oleh ribuan para Imam dan Hujjatul Islam, mereka cenderung memisahkan diri, sedangkan Nabi saw telah bersabda : "Barangsiapa yg memisahkan diri sejengkal dari jamaah muslimin lalu mereka wafat dalam keadaan itu, maka mereka mati dalam kematian jahiliyah. (Shahih Bukhari).
Niat untuk mendirikan negara yg bersyariahkan Islam yg mereka cita citakan tidak didasari dg keluasan ilmu yg mendalam, karena Islam tidak pernah mengenal negara yg bersyariahkan islam; Khilafah islamiyah adalah untuk dunia, bukan untuk suatu negara, Rasul saw berhasil sukses dalam pengaturan dakwah dari Madinah, namun Rasul saw tak menamakan : NEGARA MADINAH, atau NEGARA MEKKAH, atau nama suatu negara, karena islam bukan untuk suatu negara, tapi untuk dunia.
Khalifah tidak pernah muncul dg kekerasan dan perebutan kekuasaan, Rasul saw adalah penguasa tertinggi islam yg berpusatkan di Madinah, namun Rasul saw tetap membiarkan Abdullah bin Ubay bin Salul sebagai penguasa madinah, padahal ia adalah gembong munafik yg dilaknat Allah swt.
Rasul saw tidak merebut kekuasaan lalu bertahta sebagai pimpinan negara, beliau adalah pemimpin seluruh manusia, namun beliau saw mengajarkan bahwa islam tidak memperebutkan kekuasaan.
Ketika seorang anshar berkata pada Rasul saw : Beri kami kekuasaan/jabatan wahai Rasulullah.., maka Rasul saw menjawab : Kami tidak memberikan kekuasaan/jabatan pada orang yg memintanya. (Shahih Bukhari).
Rasul saw bersabda : Taatlah pada pemimpin muslim kepada hal yg kalian sukai dan kalian tidak sukai, namun jika diperintah untuk berbuat dosa maka jangan ditaati perintah itu (Shahih Bukhari).
Rasul saw tidak pernah mengajarkan untuk merebut kekuasaan, walau pada pemimpin yg dhalim, selama ia muslim.
Berkata Hudzaifah ibnul Yaman kepada Rasul saw : Wahai Rasulullah, kami dulu dalam kejahiliyahan dan kejahatan, lalu kini kami dalam hidayah dan kebaikan, namun apakah setelah kebaikan ini akan datang keburukan dan kejahatan?,
Rasul saw : betul.
Hudzaifah ra: lalu apakah setelah kejahatan itu akan muncul kebaikan lagi?
Rasul saw : betul
Hudzaifah ra : apakah setelah kebaikan itu ada kejahatan lagi ?
Rasul saw : betul
Hudzaifah : bagaimana keadaan buruk saat itu?
Rasul saw : akan muncul para pemimpin setelahku, mereka tidak berjalan dengan petunjukku, dan tidak menjalankan sunnahku, dan akan muncul pada mereka manusia berhati syaitan dan bertubuh manusia,.
Hudzaifah : bagaimana jika aku menemui masa itu wahai Rasulullah?, apa yg harus kuperbuat..??
Rasul saw : tetaplah taati penguasamu, walau ia mencambuk punggungmu dan merampas hartamu, tetaplah taat padanya. (Shahih Muslim).
Juga teriwayatkan ketika para tabiin mengadukan kejahatan khalifah Hajjaj kepada Anas bin Malik ra, maka Anas bin Malik ra berkata : bersabarlah.. (Shahih Bukhari)
Jelas sudah bahwa Rasul saw tidak mengajarkan pemberontakan apalagi perebutan kekuasaan walau pada pemimpin yg dholim selama ia muslim, karena Rasul saw memahami ketika muslimin memberontak pada pemimpin yg dhalim maka pemimpin itu akan membantai muslimin dan ulama, maka islam hancur sendiri dan membuat musuh islam tertawa senang, karena mereka tak perlu susah payah menghancurkan muslimin, karena muslimin sudah saling hantam dan orang baik serta ulama sudah dibantai dan dibunuh oleh penguasa muslimnya sendiri.
Inilah yg tidak diinginkan oleh Rasul saw, Rasul saw menginginkan muslimin bersabar jika ada pemimpin muslim yg jahat, namun tentunya para ulama menyiapkan generasi calon pemimpin pemimpin yg baik, yg kemudian bisa menggantikan si jahat, namun itu semua hanya bisa terjadi jika ulama banyak, dan tidak dimusuhi atau diperangi oleh penguasa yg dholim.
Sebagian saudara kita muslimin tidak faham hal ini, mereka ingin membuat negara dengan merebut kekuasaan, padahal itu bukan ajaran Rasul saw.
Khalifah Abubakar shiddiq ra tidak mau menjadi khalifah namun dipaksa oleh sahabat, khalifah Umar ra tidak mau menjadi khalifah namun diperintah oleh Abubakar shiddiq ra, khalifah ustman tidak mau menjadi khalifah namun sudah diisyaratkan oleh Umar ra sebelum wafat, khalifah Ali kw lari dari kejaran sahabat untuk dijadikan khalifah namun akhirnya ia terima karena dipaksa dengan keras.
Semua khalifah tidak ada yg mencalonkan dirinya sebagai pemimpin, atau menjatuhkan pemimpin muslim lainnya walau dholim.
-Sayyidina Hasan bin Ali ra menyerahkan khalifahnya kepada Muawiyah demi tidak terjadi perpecahan pada muslimin.
-Sayyidina Husein ra datang bersama keluarganya untuk mendatangi undangan muslimin dan bukan untuk berperang dg Yazid bin Muawiyah, namun kemudian ia difitnah hingga Yazid bin Muawiyah membunuhnya.
-Jika Sayyidina Husein ra berniat memerangi Yazid dan merebut kekuasaan, maka ia tak akan membawa anak anak dan istrinya dan para kerabatnya yg wanita, itu membuktikan bahwa Sayyidina Husein ra datang untuk kedamaian, namun difitnah seakan ia ingin merebut kekuasaan, maka iapun dibunuh. Inilah yg tidak dikehendaki oleh Rasul saw.
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga sukses dgn segala cita cita, Wallahualam